27 Oktober 2007

[Info IT- tingkat menengah] Einstein dan Otaknya

Einstein mempunyai kelebihan sel dalam otaknya, kata sebuah tajuk
berita. Pertanyaan ini dicetuskan kalangan ahli anatomi otak dan membawa
pengaruh cukup besar. Patut disimak bukan?

Nama Einstein tentu tidak asing lagi bagi telinga siapa pun juga.
Demikian juga dengan teori relativitasnya. Tapi, penelitian terhadap
otak ahli fisika ini tentu masih merupakan hal baru dan tidak banyak
orang yang mengetahuinya.

Seorang profesor, ahli anatomi otak, dari Universitas Kalifornia di
Berkeley, telah menghabiskan waktu selama enam bulan hanya untuk
meneliti otak Einstein. Profesor Marian Diamond "menyibukkan diri"
memilah-milah bagian otak ahli fisika ini dan menghitung sel-selnya.

Di bagian sebelah kiri otak sang jenius ini ditemukan ditemukan lebih
banyak sel glial untuk setiap neuron daripada dalam otak biasa. Hal ini
mungkin bisa menjadi alasan mengapa Einstein begitu cerdas, sekalipun
Professor Diamond tidak begitu dapat memastikannya.

Sebagai gambaran, ada dua jenis sel dalam otak manusia. Sel neuron, yang
melakukan tugas berpikir dan mengatur kerja syaraf, sedangkan sel glial
atau neuroglia berfungsi menyediakan "makanan" dan melakukan tugas yang
menunjang kerja sel neuron.

Prof. Diamond memperoleh gagasan untuk melaksanakan penelitian itu
setelah melihat gambar otak Einstein yang telah diawetkan, yang dimuat
dalam sebuah majalah ilmu pengetahuan. Otak yang diawetkan ini dimiliki
oleh seorang ahli patologi dari Missouri, Amerika Serikat. Thomas
Hervey, ahli patologi ini adalah salah seorang dari para dokter yang
melaksanakan otopsi atas ahli fisika ini, pada waktu Einstein meninggal
18 April 1955 pada umur 76 tahun. Ternyata tidak gampang merawat awetan
otak ini. Ahli patologi tidak sekalipun bermaksud menjualnya. Untuk
membujuk ahli patologi ini, Prof. Diamond memakan waktu selama tiga
tahun. Itu pun tidak seluruhnya. Sang profesor hanya mendapatkan empat
irisan kecil dari otak itu.

Rasa gembira itu demikian meluap dalam diri Prof. Diamond setelah
berhasil mendapatkan secuil otak itu. "Mulai saat itu saya mengamati
otak yang berhasil menyulap teori relativitas." tuturnya. Sebelumnya
sang profesor telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mempelajari
hubungan neurol-glial dalam otak tikus yang banyak bermain, salah satu
contoh dengan cara menginjak jentera-jentera akan menghasilkan lebih
banyak sel glial untuk setiap neuron. Seperti juga yang dipunyai Einstein.

Kesimpulannya, otak ahli fisika yang mempunyai nama lengkap Albert
Einstein inimempunyai 73 persen lebih banyak sel glial untuk setiap
neuron daripada anak biasa!

Tidak ada komentar: